RANTETAMPANG., MENDY LAYUK (2019) PENGGUNAAN EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) SEBAGAI BAHAN ANESTESI BENIH GURAME (Osphronemus goramy) DENGAN SIMULASI TRANSPORTASI KERING. Undergraduate thesis, Universitas Satya Negara Indonesia.
Text
Skripsi MENDY LAYUK RANTETAMPANG_ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
|
Text
Skripsi MENDY LAYUK RANTETAMPANG_BAB I.pdf Download (1MB) |
Abstract
Kegiatan akuakultur merupakan kegiatan pembudidayaan ikan dengan melibatkan campur tangan manusia dalam lingkungan yang terkontrol dan berorientasi pada keuntungan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pembudidaya adalah memasarkan dan mendistribusikan produk hasil budidaya untuk sampai ketangan konsumen dalam keadaan segar dan hidup. Teknologi transportasi ikan hidup yang sesuai dengan tuntutan komoditi dan kondisi sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dosis penggunaan minyak serai yang paling efektif bagi pemingsanan benih Gurame dan mengetahui tingkat kelangsungan hidup benih Gurame selama proses transportasi kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2019. Lokasi penelitian adalah Laboratorium Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara Indonesia. Serai adalah salah satu tanaman yang pemanfaatannya masih terbatas. Serai dapat digunakan sebagai bahan anestesi alami untuk ikan karena memiliki kandungan senyawa utama yaitu senyawa sitral yang terdiri dari sitronelal, geraniol, dan sitronelol yang bersifat analgesik, antiparasit, dan antiseptik. Selain itu, bau harum yang dihasilkan serai diduga dapat memingsankan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi terbaik ekstrak serai sebagai bahan anestesi benih gurame (Osphronemos gouramy) dan mengetahui waktu pemingsanan, waktu pemulihan, dan tingkat kelangsungan hidup ikan gurame selama proses simulasi transportasi sistem kering. Dosis ekstrak serai yang digunakan yaitu 0 ml/Liter, 4 ml/Liter, 8 ml/L, dan 12 ml/L. Dosis terbaik yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu 4 ml/L dengan waktu pingsan terbaik yaitu 6 menit 32 detik, waktu pemulihan yaitu 4 menit 32 detik dan tingkat kelangsungan hidup benih gurame yaitu 86,70%. Kesimpulan ekstrak terbaik ini didapat dari hasil uji statistik dimana hasil statistik menunjukan bawah waktu pemingsanan tidak berbeda nyata begitu juga dengan kelangsungan hidup benih gurame yang tidak berbeda nyata, sedangkan waktu pemulihan menunjukkan hasil yang berbeda nyata.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Agriculture > Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions: | Fakultas Perikanan > Akuakultur (S1) |
Depositing User: | Nn Nilam Cahya |
Date Deposited: | 09 Feb 2023 04:44 |
Last Modified: | 09 Feb 2023 04:44 |
URI: | http://repo.usni.ac.id/id/eprint/2471 |
Actions (login required)
View Item |