KAJIAN STATUS IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PALABUHANRATU, SUKABUMI-JAWA BARAT STUDY STATUS OF SKIPJACK TUNA (Katsuwonus pelamis) IN PALABUHANRATU, SUKABUM-WEST JAVA

ISLAMAJI, BAGUS (2019) KAJIAN STATUS IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PALABUHANRATU, SUKABUMI-JAWA BARAT STUDY STATUS OF SKIPJACK TUNA (Katsuwonus pelamis) IN PALABUHANRATU, SUKABUM-WEST JAVA. Undergraduate thesis, Universitas Satya Negara Indonesia.

[img] Text
Skripsi BAGUS ISLAMAJI_abstrak.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Skripsi BAGUS ISLAMAJI_bab 1.pdf

Download (1MB)

Abstract

Indonesia dibagi dalam 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), dan perairan Palabuhanratu merupakan salah satu lokasi yang berada dalam WPP 573 yang meliputi Samudera Hindia bagian Selatan Jawa. Pengetahuan yang tepat tentang pengelolaan sumberdaya di WPP dan kemampuan analisis sangat diperlukan dalam pemanfaatan potensi perikanan di WPP tersebut. Sementara, sumberdaya manusia di bidang penangkapan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas sangat diperlukan sebagai penentu keberhasilan pengelolaan perikanan (Widodo dan Suadi. 2006 dalam Setiyawan. 2013), khususnya pada perikanan cakalang. Ikan cakalang (Katsuwanus pelamis) merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Indonesia. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013) menyebutkan target pertumbuhan ekspor mencapai 19% dimana posisi ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang sangat strategis dalam menghasilkan devisa negara, selain sebagai komoditas pencukupan sumber protein hewani untuk penduduk Indonesia. Laporan terkini menyebutkan bahwa kelompok TTC (Tuna Tongkol Cakalang) menyumbang sebanyak 12% dari total 40% ekspor produk perikanan. Untuk itu status perikanan cakalang di WPP 573 menjadi sangat penting untuk diketahui. Sejak lama ikan cakalang tertangkap oleh nelayan yang mengoperasikan huhate (pole and line), pukat cincin (purse seine), jaring insang hanyut (drift surface gillnet), paying (traditional seine net), bagan perahu (giant boat lift net) dan pancing tangan (hand line). Mallawa, et. al. (2017). Menurut FAO (2013) dalam Mallawa, et. al. (2017). Bahwa kondisi stok ikan dunia mengalami penurunan akibat penangkapan yang berlebih dan kurangnya kebijakan pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan. Untuk mencegah menurunnya populasi ikan cakalang khususnya di perairan Palabuhanratu sukabumi Jawa Barat maka perlu dilakukan pengkajian terhadap kondisi stok ikan cakalang di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui Catch per Unit Effort (CPUE) dari ikan cakalang (Katsuwonus pelamis).2) mengetahui rata-rata ukuran panjang pertama tertangkap (Lc) dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm). 3) mengetahui potensi rasio sumberdaya dari ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai dengan Februari 2019. Lokasi penelitian dilakukan di Palabuhan ratu, Sukabumi, Jawa Barat Metode penelitian yang digunkan dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah survei secara langsung dengan melakukan pencatatan informasi dari responden. Hasil pengamatan menunjukkan di Palabuhanratu nelayan yang paling banyak menangkapikan cakalang adalah nelayan tonda. Berdasarkan hasil statistik PPN Palabuhanratu 2010-2017 tingkat pemanfaatan ikan cakalangdominan dihasilkan oleh armada tonda. Armada tonda di Palabuhanratu menggunakan alat bantu penangkapan yaitu rumpon laut dalam. Armada tonda pada saat operasi membawa beberapa macam alat tangkap seperti, pancing tonda (troll line), pancing ulur (hand line), pancing layang-layang (kite hook and line). Pengoperasian armada tonda dilakukan selama 14 hari umumnya pada 170 mil dari fishing base dengan jarak tempuh ke daerah penangkapan 2 hari. Pengoperasian tonda dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 5 pagi hingga 5 sore. Hasil tanggakap tonda adalah ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, lemadang, dan marlin. Dalam menjaga kesegaran ikan pada saat pengoperasian, armada tonda menggunakan es. Hasil tangkapan yang diperoleh biasanya dijual langsung ke pengepul dan didistribusikan ke pelanggan. Perkembangan unit armada pancing tonda berflukuatif. Tingkat perkembangannya mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2014-2016 angka penurunan terendah terjadi pada 2016 sebesar 32,03%. Lalu pada tahun 2017 menglami peningkatan sebesar 27,88%.Sejak tahun 2010 hingga 2017 hasil prouksi ikan cakalang mengalami fluktuasi. Peningkatan produksi ikan cakalang pada tahun 2015 sebesar 29,48% sedangkan pada tahun 2016 produksi ikan cakalang menglami penurunan sebesar 57,82%.dibandingkan tahun sebelumnya Terjadinya fluktuasi produksi ikan dikarenakan adanya pengaruh musim penangkapan ikan yang tidak menentu dan faktor pendukung operasi penangkapan ikan yang ada di PPN Palabuhanratu. Nilai CPUE berfluktuatif dari tahun 2010-2017. Hal ini terjadi karena selama periode tahun tersebut terjadi penambahan dan pengurangan jumlah effort. CPUE dipengaruhi oleh banyaknya effort yang dilakukan sepanjang tahun untuk menghasilkan produksi. Berdasarkan dari hasil perhitungan CPUE didapatkan bahwa semakin meningkat menandakan bahwa tingkat pemanfaatan terhadap sumberdaya ikan cakalang daritahun 2010 sampai 2017 terus berkembang. Panjang Lc menunjukan angka 49,25 cm dan Lm 39,05 cm yang berarti Lc lebih besar dari Lm yangdi duga bahwa ukuran rata-rata ukuran pertama kali tangkap telah melebihi ukuran rata-rata pertama kali matang gonad. Berdarkan hasil analisis rasio potensi pemijahan adalah 48% yang menunjukan bahwa masuk kategori underfishng sesuai Baharudin (2013) yang menyatakan bahwa hasil data diatas 30% berarti under fishing.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Agriculture > Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan > Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (S1)
Depositing User: Ny Amrita Dyah Lestari
Date Deposited: 10 Feb 2023 02:17
Last Modified: 10 Feb 2023 02:17
URI: http://repo.usni.ac.id/id/eprint/2516

Actions (login required)

View Item View Item