PENINGKATAN KUALITAS PERTUMBUHAN LARVA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) YANG DIBERI CACING SUTRA (Tubifex sp) YANG DI KOMBINASI DENGAN VITAMIN D

KARYATI, DEWI (2017) PENINGKATAN KUALITAS PERTUMBUHAN LARVA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) YANG DIBERI CACING SUTRA (Tubifex sp) YANG DI KOMBINASI DENGAN VITAMIN D. Undergraduate thesis, Universitas Satya Negara Indonesia.

[img] Text
SKRIPSI DEWI KARYATI_BAB 1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
SKRIPSI DEWI KARYATI - abstrak.pdf

Download (1MB)

Abstract

Ikan Gurame. Ikan ini dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya Menurut Cahyono (2000). Susanto (1993), menambahkan bahwa ikan gurame selain lambat pertumbuhannya, pembudidaya masih kesulitan untuk menentukan pakan yang sesuai untuk pertumbuhan ikan gurame. Kendala lain yang sering di hadapi dalam industri komoditi gurame adalah tingginya tingkat kematian pada tahap larva dan benih yaitu hingga 50-70% serta laju pertumbuhannya yang lambat (Khairuman dan Amri, 2005). Vitamin D adalah salah satu jenis vitamin larut dengan lemak prohormon yang juga dikenal dengan nama kalsiferol. Vitamin D sendiri memiliki 2 bentuk aktif yaitu vitamin D2 dan D3. Vitamin D2 atau dikenal juga dengan nama ergokalsiferol ini bersal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol. (Wiguna, 2014). Tujuan penelitian ini Mengetahui pengaruh penambahan vitamin D pada cacing sutera terhadap pertumbuhan larva ikan gurame dan Mengetahui dosis vitamin D pada cacing sutera yang tepat terhadap peningkatan pertumbuhan larva ikan gurame. Peralatan Yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium, alat kualitas air bermerek (HORIBA), aerator, selang, wadah, timbangan digital, penggaris, blower, alat tulis, kamera, dan botol air mineral. bahan yang digunakan dalam penelitian larva ikan gurame, cacing sutera, dan vitamin D. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan pengujian yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Perlakuannya adalah penambahan vitamin D dengan dosis yang berbeda-beda (0 mg/l, 25 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l, 100 mg/l). Parameter yang dilihat adalah SR, pertumbuhan larva {bobot (gram) dan pertambahan panjang (cm), analisis proksimat, analisis kandungan vitamin D, dan kualitas air. Pada data hasil pertumbuhan bobot dari perhitungan sidik ragam ANOVA bahwa perbedaan pemberian dosis vitamin D pada cacing sutera yang diberikan untuk larva ikan gurame dengan pertambahan bobot larva tersebut memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) dari hasil data statistik yang lengkap untuk pertumbuhan (pertambahan bobot) larva ikan gurame terdapat pada lampiran 1. Dari hasil uji statistik dari One-Sample Test menyatakan bahwa f hitung = 2,905 sementara f Tabel yang didapat dari Tabel statistik f 2,905 adalah 3,48 dan nilai 5% adalah 0,048. Nilai sig adalah 0,048<0,05 dan Fhitung>Ftabel dengan angka 2,905>3,48 maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya Kombinasi vitamin D pada cacing sutera dengan dosis yang berbeda-beda berpengaruh terhadap pertambahan bobot larva ikan gurame. Hal ini diperkirakan terjadi karena larva ikan gurame membutuhkan asupan vitamin D dari luar. Meskipun terdapat asupan dari luar Pemberian vitamin D dengan dosis yang tepat akan mengakibatkan larva ikan gurame dapat bertumbuh dengan optimal. Pada data hasil pertambahan panjang berdasarkan perhitungan sidik ragam ANOVA bahwa perbedaan pemberian dosis vitamin D pada cacing sutera yang di berikan pda larva terhadap pertambahan panjang larva memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) dari hasil data statistik yang lengkap untuk tingkat pertumbuhan (pertambahan panjang) larva ikan gurame terdapat dari lampiran 2. Hasil uji statistik dari One-Sample Test menyatakan bahwa f hitung = 3,019 sementara f Tabel yang diperoleh dari Tabel statistik f 0,05 adalah 3,48 dan nilai sig 5% adalah 0,042<0,05 dan Fhitung>Ftabel dengan angka 3,019>3,48 maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya Kombinasi vitamin D pada cacing sutera dengan dosis berbeda-beda berpengaruh terhadap pertambahan panjang larva ikan gurame. Pada data hasil berdasarkan perhitungan sidik ragam ANOVA didapatkan hasil perbedaan penambahan dosis vitamin D pada cacing sutera yang diberikan untuk larva pada kelangsungan hidup larva gurame memberikan pengaruh nyata dengan (p<0,05) dari hasil data statistik yang lengkap untuk peningkatan kualiatas pertumbuhan larva ikan gurame terdapat pada Lampiran 3. Hasil uji statistik dari One Sample Test menyatakan bahwa f hitung = adalah 4,045 sementara f Tabel yang didapat dari statistik f 0,05 adalah 3,48 dan sig 5% adalah 0,015<0,05 dan Fhitung>Ftabel dengan angka 4,045>3,48 maka Ho ditolak H1 diterima, artinya Kombinasi vitamin D pada cacing sutera dengan dosis berbeda-beda berpengaruh terhadap kelangsungan hidup larva ikan gurame. Dari penelitian ini pemberian vitamin D yang menyatakan hasil yang baik pada larva ikan gurame adalah dosis 25 mg/l. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya mengunakan Sample uji ikan salmon dengan pakan artemia yang diperkaya vitamin D, bahwa pemberian Artemia yang di perkaya vitamin D dosis 60 mg/L. sebagai pakan alami memberikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan salmon ((Oncorhynchus masou) paling baik oleh (Salhi, 2014). Penelitian Selanjutnya menggunakan Sample uji Suplementasi vitamin D pada Naupli Artemia Untuk Peningkatan Kualitas Larva Ikan Patin Siam ((Pangasius hypophthalmus).yang menyatakan bahwa pemberian Artemia dengan Suplementasi vitamin D dosis 80 ppm sebagai pakan alami memberikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan patin paling baik., Artinya pemberian vitamin D yang baik untuk ikan patin adalah dengan dosis 80 ppm, (oleh Isra Ningsih, 2016). Suplementasi vitamin D yang dikombinasi dengan cacing sutera (Tubifex sp) pada berbagai dosis dapat meningkatkan bobot, panjang dan SR larva ikan gurame, dan pengaruh terdahap pertumbuhan larva ikan gurame yang diberi cacing sutera (Tubifex sp) dengan Dosis yang paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan bobot larva ikan gurame adalah dosis 25 mg/l, Wt= 3,0 gram, Lm= 3,1 cm, SR= 88%, dan Dosis 0 mg/l atau tanpa penambahan vitamin D nilai Wt = 0,9 gram, Lm = 1,2 cm, SR= 74% merupakan dosis paling tidak efektif. Dosis kombinasi suplementasi vitamin D dengan cacing sutera (Tubifex sp) yang terbaik adalah dosis 25 mg/l.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Agriculture > Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan > Akuakultur (S1)
Depositing User: Ny Amrita Dyah Lestari
Date Deposited: 16 Feb 2023 08:35
Last Modified: 16 Feb 2023 08:35
URI: http://repo.usni.ac.id/id/eprint/2637

Actions (login required)

View Item View Item